pelatihan.diknas.go.id
Dilatarbelakangi oleh sebuah tantangan untuk segera meningkatkan mutu SDM (Sumber Daya Manusia) berbasis TIK yang sekaligus nantinya dapat menyangga Tiga Pilar Kebijakan Umum Pembangunan Pendidikan Nasional, yaitu: 1) Peningkatan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2) Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, dan 3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan. Dan kepentingan cukup mendesak sebagai institusi yang telah merintis dan mengawal investasi pembangunan Jejaring Pendidikan Nasional yang disebut Jardiknas sejak tahun 2006, dimana saat ini tercatat 34 kantor Dinas Pendidikan Provinsi, 462 kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, 119 Unit Depdiknas, 66 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), 30 Perpustakaan dan Museum Nasional, 93 ICT Center, 300 Perguruan Tinggi dan 3500 sekolah (SchoolNet) telah terhubung secara intranet dengan Jardiknas. Maka Biro PKLN memandang perlu untuk mengambil langkah stratejik dalam mencukupi kebutuhan SDM yang cakap dan kreatif untuk mengembangkan bahan-bahan ajar berbasis TIK (e-Learning) dan memutakhirkan Data Pokok Pendididkan (e-Administration) di titik-titik sekolah (SchoolNet) ke titik Pusat di Depdiknas Jakarta melalui penyelenggaraan sebuah program pelatihan jarak jauh – baik online maupun offline - yang dinamakan Pelatihan Jardiknas.
Pelatihan Jardiknas 2007 ini diselenggarakan untuk menciptakan tenaga pendidik yang dapat mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis komputer/internet (computer/web based) dan tenaga kependidikan yang dapat mengumpulkan, mengelola, memutakhirkan, mengakuratkan, dan menyajikan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK), khususnya NPSN, NISN, dan NIGN/NUPTK untuk pangkalan DAPODIK Jardiknas. Untuk itu maka sasaran atau partisipan Pelatihan Jardiknas ini adalah kepala sekolah, guru, tata usaha, dan pustakawan sekolah yang peduli dan cakap mengelola informasi dan media edukasi (e-Learning) serta administrasi (e-Administration) Jardiknas.
Melalui buku panduan, materi dan piranti lunak Pelatihan Jardiknas 2007 yang disosialisasikan secara nasional dan dapat diunduh secara utuh di web pelatihan.diknas.go.id [Pelatihan Jardiknas], maka program ini akhirnya dapat diterima dan diselenggarakan di 40 perguruan tinggi (Provider) dan 216 sekolah (ICT Center Kabupaten/Kota) secara serentak. Selain web tersebut, program ini juga diperkuat oleh web kkpi.diknas.go.id [KKPI] sebagai penyedia konten modul dan ujian online KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) dan web media.diknas.go.id [Media Jardiknas] sebagai pengumpul dan penyaji video, foto, dan dokumen portofolio partisipan Pelatihan Jardiknas 2007.
Biro PKLN meyakini bahwa komunikasi adalah kunci sukses sebuah program kolosal yang melibatkan puluhan Konsultan TIK di 33 provinsi, ratusan Trainer/Assessor di 216 kabupaten/kota, dan puluhan ribu Partisipan. Untuk itulah Biro PKLN membuka layanan milis [email protected] [Konsultan ICT Jardiknas], [email protected] [Provider PJJ D3-TKJ Jardiknas], [email protected] [Jardiknas] dan e-mail [email protected] yang terbilang cukup sukses mengeliminir permasalahan yang timbul di lapangan. Selain ketiga milis dan 1 e-mail tersebut, layanan konsultasi dan diskusi juga dibuka di milis [email protected] [Direktorat Pembinaan SMK] dan [email protected] [Direktorat Jenderal PMPTK].
Penyelenggara Pelatihan Jardiknas 2007 ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu Provider dan ICT Center. Provider adalah Universitas/Politeknik/P4TK yang dikonsentrasikan sebagai tempat pelatihan untuk kelompok Kepala Sekolah/Madrasah, sedangkan ICT Center adalah Pusat Pembelajaran TIK di SMK/SMA yang dikonsentrasikan sebagai tempat pelatihan untuk kelompok Guru, Tata usaha, dan Pustakawan Sekolah/Madrasah.
Materi pelatihan disajikan dalam 2 paket. Paket A yang terdiri atas modul 9 Modul KKPI yang disajikan untuk semua kelompok dan Paket B yang terdiri atas modul pengembangan Digital Story Telling dan modul pembuatan Blogger Sekolah yang disajikan khusus untuk kelompok Guru. Paket A ditempuh oleh semua kelompok selama 1 minggu (5 hari efektif setara 40 jam) tatap muka di Provider/ICT Center dan 3 minggu penyelesaian portofolio di sekolah (unit kerja) masing-masing. Adapun Paket B hanya ditempuh oleh kelompok Guru. Dihari terakhir pelatihan semua Partisipan akan menempuh Ujian Online KKPI yang diawasi langsung oleh Assessor KKPI.
Hingga 15 November 2007 tercatat 9.402 Kepala Sekolah, 9.335 Guru, 9.330 Tata Usaha, 9.327 Pustakawan, dan 606 Pengawas atau total 38.000 Partisipan (95% dari target 40.000 Partisipan) telah mengikuti Pelatihan Jardiknas di 40 Provider dan 216 ICT Center Kabupaten/Kota.
Pelatihan yang menelan dana subsidi Beasiswa Unggulan (BU) sebesar Rp. 18.947.760.000,- ini tidak saja menghasilkan 38.000 pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan belajar, mengajar dan bekerja, namun juga (ditargetkan) dapat menghasilkan konten berupa portofolio elektronik (e-Portofolio) yang terdiri atas: 9.402 files APBS, 9.335 files Bahan Ajar, 9.330 files Data Sekolah, 9.335 files Digital Story Telling, 9.327 files e-Book, 9.327 files Katalog Perpustakaan, 38.000 files Makalah (Paper), dan 19.338 files Presentasi Profil Sekolah/Guru/Karyawan. Puluhan ribu e-Portofolio tersebut terkumpul dari berbagai penjuru kabupaten/kota melalui uploader di web pelatihan.diknas.go.id, e-mail [email protected] dan CD/DVD kompilasi yang diserahkan oleh Provider/ICT Center sebagai kelengkapan laporan kegiatan. Selain 113.394 files e-Portofolio tersebut, pelatihan ini juga menghasilkan 38.000 e-Mail dan 9.335 web Blogger Sekolah.
Program Pelatihan Jardiknas 2007 yang diselenggarakan selama 5 (lima) bulan terhitung mulai tanggal 23 Juli - 22 Desember 2007 adalah program short term yang pertama kali dilaksanakan oleh Biro PKLN. Tentu saja masih terdapat kekurangan dan kendala yang dihadapi di lapangan. Namun program ini telah berjalan sesuai dengan track yang telah diharapkan. Apresiasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program ini sangat tinggi sekali dan menyadari betul manfaat yang didapat, bukan hanya untuk kepentingan pengembangan profesi pribadi, tetapi juga untuk kepentingan Pendidikan Nasional.